<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d10868920\x26blogName\x3dFebi\x27s+Journal\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://jurnal-febi.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://jurnal-febi.blogspot.com/\x26vt\x3d-3357453960751995629', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Monday, February 27, 2006

Review Buku : Sang Alkemis

Image hosting by Photobucket

Judul : Sang Alkemis
Pengarang : Paulo Coelho
Penerbit : Alvabet Halaman : 179

Selama kita hidup di dunia ini apakah kita benar-benar sudah mengetahui siapa diri kita sebenar nya ? untuk apa kita hidup ? dan apakah kita sudah menjalankan hidup ini sesuai dengan takdir dan impian kita ?? semua pertanyaan-pertanyaan itu lah yang coba di paparkan oleh Paulo Coleo dalam buku nya yang berjudul Alkamis ini. Dengan mengukuti petualangan seorang anak gembala, kita di ajak untuk mencoba menjawab semua pertanyaan-pertanyaan tadi.

Anak Laki-laki itu bernama Santiago, seorang gembala yang berasal dari Spanyol. Pada mula nya Santiago adalah seorang anak yang diharapakan oleh keluarganya untuk menjadi pastor, maka di usia 16 tahun ia masuk Seminori, akan tetapi sejak masih kanak-kanak Santiago ingin mengetahui tentang dunia, dan baginya ini lebih penting dari pada mengenal Tuhan dan mempelajari dosa-dosa manusia, dan akhirnya ia memberanikan diri mengatakan pada ayahnya bahwa ia tidak ingin menjadi pastor, dia ingin berkelana mengunjungi pelosok dunia, menurut Santiago profesi yang cocok untuk menunjang cita-cita nya tersebut adalah dengan menjadi gembala, karena dengan menjadi gembala dia dapat berkunjung ke pelosok-pelosok negri mencari tanah lapang untuk mengembalakan domba-domba nya. Santiago berpikir yang membuat hidup ini menarik adalah dengan mewujudkan impian menjadi kenyataan. Maka, dimulai lah langkah pertama si anak laki-laki ini untuk mewujudkan mimpinya.

Menjadi gembala, bergaul dengan domba-domba, padang rumput, angin kecang, bintang-bintang, semua memberi pengalaman dan pelajaran menarik bagi Santiago, sampai akhirnya sebuah mimpi akan harta karun nya membawa si anak menyebrang ke Afrika. Takdir adalah apa yang selalu ingin kau capai dan saat engkau mengingikan sesuatu seluruh jagad raya bersatu untuk meraihnya...sebuah nasehat yang di terima oleh Santiago dari seorang lelaki tua ketika Santiago ragu akan mimpi nya.

Selain kaya akan kata-kata bijaksana, buku ini juga mengajak kita untuk berkenalan dengan kebudayaan Afrika, kebudayaan arab dan serunya berpetualang di padang pasir. wanita-wanita bercadar, para lelaki yang saling bergandengan tangan saat berjalan, Imam-imam yang memanjat ke puncak-puncak menara lalu melantunkan doa dan orang-orang berlutut dan menyentuhkan dahi ke tanah, desa-desa kecil di padang pasir, peperangan antar suku, Semua memberi pelajaran tentang bahasa dunia.

Perjalanan si anak untuk mengejar mimpi mempertemukan dia dengan orang-orang yang membawa kisah dalam kehidupannya, termasuk dengan Fatima si gadis gurun di cintai nya. Takdir juga yang mempertemukan Santiago dengan sang Alkemis, Para Alkemis adalah seseorang yang bijaksana dan memiliki kekuatan luar biasa yang berasal dari arab arab yang di percaya berumur 200 tahun, dengan sang Alkamis inilah Santiago banyak belajar tentang kehidupan. Mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita ? tanya si anak kepada sang Alkemis, Sebab di mana hatimu berada, di situlah hartamu berada. Salah satu nasehat dari Sang Alkemis. Keteguhan hati, keyakinan hidup, Sampai akhirnya sang anak menemukan harta karun nya.

Sebuah Kisah sederhana yang indah yang dapat menjadi inspirasi buat pembacanya.

Wednesday, February 15, 2006

Arrrgggggggggggggg

Kamu !!!...iyaa kamuuu....!!! hidup kok bisanya mengeluh terus..
keluhan klasik...kerjaan kantor yang banyak, fasilitas kantor yang minim, gaji yang yang gak pernah cukup, bos yang menyebal kan...aduuhh itu seh memang sudah penyakit menahun yang hampir dialami rata-rata pegawai di seluruh dunia ...apalagi kalo kamu tambah-tambah lagi dengan pikiran "rumput tetangga lebih hijau"....huuhh..huhhh..huhhh...

jadi pliss dehhh...kalau kamu cuma bisa mengeluh mengeluh dan mengeluh saja sama saja kamu dengan orang gendut yang selalu bernyanyi adduhhh lemak ku sudah menumpuk di mana-mana, tapi tetep aja rakus....

Iyaaa kamu sama seperti ituuu..selaluuu aja mengeluh...tapi seperti nya kursi dan meja kerja kamu punya lem super duper kuat yang nahan kamu bertahun-tahun di sana..dan bodoh nya saya selalu mau mendengar kan semua nyaa....harusnya saya jangan mengeluh seperti ini dan harusnya saya dari dulu udah bilang ke kamu : RESIGN !! & LOOKING FOR NEW JOB !!!!

Monday, February 13, 2006

Cap Go Meh

Cap Go Meh merupakan hari ke-15 atau hari terakhir dari masa perayaan Imlek bagi masyarakat Tionghoa, Saat itu juga merupakan bulan penuh pertama dalam Tahun Baru Cina. Menurut tradisi yang sudah turun temurun, perayaan ini dirayakan dengan berbagai kegiatan.

Setiap negara mempunyai tradisi sendiri-sendiri untuk merayakan Cap Go Meh , di Taiwan ia dirayakan sebagai Festival Lampion, Di Malaysia ia dikenal sebagai hari Valentine Tionghoa, biasanya wanita-wanita yang belum menikah berkumpul bersama dan melemparkan jeruk ke dalam laut. Dan di Indonesia sendiri hari raya Cap Go Meh ditandai dengan perayaan ritual berupa arak-arakan atau prosesi gotong toapekong ke luar vihara.

Untuk tahun ini Cap Go Meh jatuh pada hari Minggu, 12 February 2006. Puncak acara Cap Go Meh di rayakan dalam bentuk Pawai Budaya dengan Lokasi di Glodok, Kota - Jakarta. Dan di sanalah gue berada hari minggu kemarin, di tengah udara kota Jakarta yang sangat terik, gue ikut bergabung dengan para penonton lain nya.

Image hosting by Photobucket

Acara di mulai pukul 2 siang, Arak-arakan Barongsai, Toa PeKong dan Kesenian Tionghoa lainnya berangkat dari Vihara Dharma Jaya - TOA SE BIO menuju Museum Fatahillah. Di museum Fatahilah sudah berkumpul peserta pawai lain nya, Tanjidor, Lenong Betawi, Atraksi Drumband & Rebana, Parade Kendaraan Hias, Pawai Delman, Ondel-ondel & Barong Bali, Reok Ponorogo, Sisingaan & Jangkungan. Setalah semua berkumpul di Taman Fatahilah, dengan di lepas oleh Bapak Wakil kota arak-arak an Pawai Budaya ini di mulai, Rute yang akan dilalui adalah : Taman Fatahila - Jl. Pos - Stasiun Kota - Jl. Pintu Besar Selatan - Jl. Hayam Wuruk - Berputar di Olimo - Jl. Gajah Mada - Jl. Pancoran Glodok- Jl. Toko Tiga - Vihara Toa Se Bio.

Masyarakat sekitar sangat antusias, sepanjang jalan yang di lalui arak-arakan sangat padat di penuhi penonton. Satu-persatu peserta pawai mempertontonkan atraksi nya, Barongsai yang beranaka warna meliuk-liuk lincah, atau berkedip genit waktu orang-orang memberi angpau ke dalam mulut nya, pukulan gendang yang di pukul oleh beberapa orang ber badan gempal menambah semarak nya suasana. Tampak Beberapa penganut kong huchu menghanturkan sembah bagi para dewa-dewa yang di arak dalam rombongan, berharap mendapat berkah dari para dewa agar kehidupan di tahun ini bahagia. Tidak lupa pula atraksi tanjidor, reog, kesenian tradisional yang ikut memeriahkan puncak perayaan Cap Go Meh.

Gak terasa sore menjelang, arak-arakan sudah kembali lagi ke vihara Toa Se Bio, para penonton bubar dengan teratur. Semua keramaian tadi menyisakan perasaan di hati bahwa toleransi antar agama dan budaya telah terjadi, saling menghormati budaya, tradisi dan kepercayaan masing-masing. ternyata Berbeda itu Indah.

Thursday, February 09, 2006

Inikah kebebasan berekspresi ?

Waktu gue melihat gambar itu hati gue bener-bener terluka, Nabi Muhammad di gambarkan layak nya penjahat besar dengan wajah seram, gambar yang sarat dengan muatan politik menurut gue. Dan gue yakin perasaan terluka itu juga di rasakan oleh seluruh umat islam di dunia ini, Rasanya gak pantas atas nama kebebasan ber ekspresi gambar-gambar yang yang tidak bertanggung jawab itu di sebar luas kan oleh segelintir orang-orang tolol itu.

Memang di dalam kitab suci Al-Qur'an sendiri tidak ada ayat yang melarang untuk memvisualisasikan wajah Nabi Muhammad ke dalam bentuk gambar atau foto, tetapi kesepakatan untuk tidak memvisualisasikan wajah Nabi Muhammad itu sudah menjadi kesepakatan seluruh umat Islam di dunia ini sejak dahulu, tujuan utama nya agar tidak terjadi peng khultusan terhadap diri Muhammad yang malah akan merusak akidah umat islam, karena Muhammad bukan Tuhan, buat umat Islam hanya Tuhan yang boleh di sembah.

Tetapi menurut gue satu dua orang tolol itu tidak lah mewakili negara atau agama mereka, oleh sebab itu rasanya rugi dan gak proporsional jika semua waktu dan energi di buang-buang percuma dengan cara marah-marah dan anarkis untuk menyikapi kejadian ini. Kemarahan tidak harus di lontarkan dengan cara seperti itu, cara-cara seperti itu malah akan merusak citra Islam itu sendiri.

Kalau orang-orang bodoh tersebut sudah minta ma'af dan menarik semua gambar-gambar yang tidak bertanggung jawab itu, kenapa tidak di ma'af kan ?? Bukan nya di dalam Islam di ajarkan untuk saling mema'afkan ??

Rasa nya kalau Nabi masih hidup, mungkin Beliau juga tidak akan marah..tersenyum mungkin ???

*ma'af kalau ada salah-salah kata*

Friday, February 03, 2006

Diskusi buku Laskar Pelangi

Image hosting by Photobucket

Invitation itu gue liat di antara tumpukan email di folder inbox gue, Hi Febi kalau lagi ada di Jakarta saat long weekend minggu ini datang ya ke acara diskusi buku laskar pelangi di omah sendok, hari selasa jam tujuh malam, Andrea Hirata. Sebuah tawaran yang menarik sekali, dan sayang untuk di lewatkan.

Selasa malam itu langit Jakarta cerah sekali, tadi nya udah kuatir Jakarta bakal di guyur hujan seperti malam-malam sebelum nya, sampai di Omah sendok gue yang datang bersama seorang sahabat di sambut poster cover buku Laskar pelangi berukuran besar di depan pintu, lalu kita berdua menuju tempat diskusi buku yang beberapa saat lagi akan di mulai, di pinggir kolam renang dengan beratap langit dan taburan bintang-bintang, suasana yang akrab, dan ditata eksotis dengan nyala obor, lentera-lentera yang diletakkan di rumput, Belum lagi gemercik air yang terus mengalir dari kolam renang di sisi tempat diskusi. wah tempat yang pas banget neh untuk ngobrolin buku, di salah satu pojok gue liat tiga musisi muda dengan gitar akustik nya menanyikan beberapa buah lagu "TheReason" (Hoobastank), "Every Breath You Take" (ThePolice) dan "Iris" (Goo Goo Dolls).

Satu per satu para undangan berdatangan, dengan di iringi lagu TheReason gue dan para undangan yang telah datang mencicipi hidangan yang di sediakan, beberapa macam kue-kue kecil, kopi dan teh hangat, sederhana tapi nikmat, yang unik dari hidangan malam ini adalah peralatan makan nya, seperti teko teh dan kopi nya yang mengingatkan gue ke tempoe dulu, bahkan gelas-gelas yang digunakan terbuat dari kaleng-kaleng seperti minum teh di rumah nenek.

Acara diskusi buku Laskar pelangi ini di adakan oleh Selasar Omah, suatu komunitas kajian budaya di Jakarta, yang secara rutin , Dua kali sebulan, setiap Selasa malam, ketika langit membungkus Jakarta dan riuh memenuhi jalan, mengadakan kegiatan bincang buku, selain buku-buku juga gambar-gambar film, dokumenter maupun fiksi, dan musik juga.

Tepat jam delapan malam acara di mulai, Mas Akmal N. Basral sebagai moderator diskusi mulai memandu acara, diawali dengan memperkenalkan Andrea Hirata sebagai penulis Laskar Pelangi. Buku yang berjudul Laskar pelangi ini sendiri adalah buku yang luar biasa sekali menurut gue, di antara banyak nya buku-buku remaja yang bertema teen lit, chick lit, pop lit atau apalah itu sebutan nya, buku yang di buat dengan sangat Jenius oleh Andrea Hirata ini menghadirkan sesuatu yang lain , buku yang ber "otak", buku yang menghadirkan kembali ingatan kita ke masa kanak-kanak yang polos, petualangan masa kecil, dengan latar belakang keindahaan alam bangka belitung , sunset, debur ombak, perjuangan hidup, kemiskinan, pengabdian guru di daerah terpencil, persahabatan, cinta dan budaya melayu Bangka belitung, sebuah buku yang sangat kaya.

Ajaibnya buku setebal 494 halaman ini di buat oleh Andrea hanya dalam waktu tiga minggu saja, dan ini adalah buku pertama Andrea berdasarkan kisah nyata kehidupan masa kecil nya bersama teman-teman nya di kampung halaman nya di Bangka belitung. menakjubkan memang seorang yang awam dengan dunia sastra yang mengaku hanya pernah tamat membaca satu novel saja, dapat menemukan kata-kata ajaib untuk buku nya ini, cetakan pertama dari buku ini habis ludes dalam waktu dua minggu saja dan mengundang keinginan sutradara terkenal Riri reza untuk menjadikan kisah laskar pelangi ini ke dalam sebuah film. Andrea Hirata sendiri adalah Master International Finance dari Sheffield Hallam University, Inggris yang sekarang bekerja di sebuah BUMN di kota Bandung.

Sepanjang diskusi Andrea menyuguhkan kepada para undangan slide yang berisi foto-foto keindahan alam Bangka belitung masa kini dan foto-foto tua yang menggambarkan suasana Bangka belitung di masa lalu, foto-foto yang sangat menarik.

Acara berlangsung hangat dengan tanya jawab yang sangat menarik perhatian, banyak di antara undangan adalah para tokoh di bidang sastra yang telah melahirkan beberapa buah buku ataupun wartawan dari berbagai media.

Tak terasa waktu cepat berlalu, sebelum menutup diskusi diadakan penarikan lucky draw dengan hadiah buku-buku yang disediakan oleh penerbit Bentang pustaka sebagai penerbit buku Laskar Pelangi, dan voucher makan di omah sendok. Dan setelah acara resmi selesai, tampak Andrea di kerubungi oleh para undangan yang ingin minta tanda tangan dan foto bersama, termasuk gue.

Sebuah malam yang indah, Trimakasih banyak buat andrea atas undangan nya, dan di tunggu buku ke dua nya. Buat yang belum punya buku Laskar Pelangi, ayoo cepat beli. :)