<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d10868920\x26blogName\x3dFebi\x27s+Journal\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://jurnal-febi.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://jurnal-febi.blogspot.com/\x26vt\x3d-3357453960751995629', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Monday, January 21, 2008

Bau Jengkol

Tidak dosa memang jika kamu memilih jengkol dan petai sebagai makanan favorit mu, makanan yang aduhai sekali aroma nya.

Tapi, jika kamu rajin sekali memakannya, dan aku harus menahan nafas setiap kali kita harus berdiskusi masalah kerjaan, hingga kepala ku sakit karena aroma jengkol dari mulut mu ?? itu Dosa Besar!!!

Friday, January 18, 2008

AKU GENDUT

Pertanyaan yang sering menghampiri ku belakangan ini :

Seminggu yang lalu
Teman seruangan di kantor : Feb lo gemukan yah sekarang ??
Febee : hmmmm..iya nih, abis libur panjang kemaren berat badan gw naek 5 kilo.
**Wah diet nya harus di mulai neh**

Tiga hari yang lalu
Temen kuliah : Ini perasaan gue doang, apa emang lo gemukan yah Feb ??
Febee : Iya, emang lagi gemuk
**Hiks, ternyata aku gemuk banget sekarang**

Kemarin
Accounting di kantor : Feeeeb..lo gendut !!!
Febee : *mesem-mesem doang*
**Pliss deh booow, masih gemukan lo kaleee**

Pagi ini
Typist di kantor : Kok gendut Feb sekarang ??
Febee : *pasang muka semanis madu sambil ngomong "Yah wajar dong gendut, lagi hamil 8 bulan". *Langsung ngeloyor pergi*
******EMYANG NYACH GUWE PIKYRRIN !!! mana ujhan gwedye gada ojhec, jalan bechek, jadi kena gastrow******

Wednesday, January 16, 2008

Bangsa Tempe Yang Kehilangan Tempe

Saya jadi teringat kira-kira sebulan yang lalu ketika saya belanja tempe di sebuah pasar traditional dekat tempat saya tinggal. Saya Tanya ke Bapak penjual tempe berapa harga satu potong tempe? di jawab tiga ribu rupiah,tapi saya dengar nya lima ribu, saya langsung perotes kenapa mahal sekali satu potong tempe sampai lima ribu rupiah. Dengan nada bercanda bapak penjual tempe mengoreksi pendengaran saya “tiga ribu neng, buka lima ribu. Nanti 5 tahun lagi tempe mungkin bisa 5000, makanan rakyat gak mahal-mahal neng”. Ternyata oh ternyata tidak perlu menunggu 5 tahun lagi pak, sebulan kemudian tempe bukan naik harga nya malah menghilang di pasar-pasar. Waktu saya ke pasar yang sama kemarin pagi, saya liat lapak bapak penjual tempe itu kosong, begitu juga dengan lapak-lapak penjual tahu dan tempe di pasar itu, semua menghilang, pasar terasa menjadi lengang.

Ada yang aneh gak dengan menghilang nya tempe dan tahu ini di pasaran ? kita yang bangsa tempe ini kok bisa-bisanya kehilangan tempe nya ?? katanya Indonesia itu bangsa yang subur kaya raya, Gemah Ripah Lohjinawi tapi kok kedelai saja kita tidak bisa tanam,sampai harus mengimpor dari luar?? Dan Kita punya presiden yang bergelar doctor ilmu ekonomi pertanian lho. Dan juga kita punya Kampus megah dengan judul (IPB) Institut Pertanian Bogor, masa menghasilkan bibit kedelai unggul saja kita tidak bisa ?? jangan-jangan benar IPB itu sudah berubah nama menjadi Institut Perbankan bogor karena banyak tamatannya yang lebih memilih bekerja di bank setelah tamat kuliah ??

Tempe dan tahu itu sudah seperti makanan pokok rakyat Indonesia selain nasi tentu nya. Oleh sebab itu sampai tahu dan tempe saja sudah susah mendapat kan nya, saya bisa bilang kalau bangsa ini memang sedang Sakit.

*judul tulisan saya contek dari salah satu tulisan di detik.com*

Tuesday, January 15, 2008

Soeharto

Sudah dua belas hari lamanya lelaki tua itu berbaring tak berdaya di RS, Semua perhatian bangsa ini seperti tersedot ke detik-detik perkebangan kesehatan orang yang pernah berkuasa 32 tahun di Indonesia ini, semua media masa berlomba-loma memberitakan secara detil gambaran lengkap organ, kondisi medis sang bapak. Empat puluh dokter tim medis di kerahkan untuk usaha memperpanjang umur sang jendral, metoda apa yang terbaik agar nafas orang tua itu tetap ada? obat paten apa yang harus di berikan ? bahkan menurut rumor Jutaan US DOLLAR harus di tanggung bangsa ini untuk membeli alat scan baru. Pertanyaannya sekarang. APA ITU SEMUA PERLU ?? Bahkan Presiden SBY yang sedang melakukan lawatan kenegaraan ke Negara tetangga harus mempersingkat kunjungan kenegaraannya di sebabkan kondisi kesehatan sang penguasa orde baru ini makin buruk, seperti nya semua berita penting di Indonesia jadi kalah penting nya karena hal ini.

Saya sendiri memandang semua ini seperti kisah dagelan politik yang menggelikan. Gimana gak lucu,saya menyaksikan tayangan di televisi, banyak tokoh-tokoh yang gak penting tapi merasa dirinya penting untuk datang menjenguk ke RS tempat sang jendral dirawat, dan saya yakin sekali pasti hanya satu dua dari para tokoh-tokoh itu yang bisa melongok langsung ke kamar sang jendral. Jika alasan datang nya untuk mendoakan yah bisa kan di doakan di rumah saja tanpa harus datang dan di sorot banyak kamera wartawan ? apa mungkin Politik yang menjadi alasan sebagian para tokoh-tokoh itu untuk datang ??

Dan yang lucunya lagi hampir semua tokoh-tokoh yang datang menjenguk itu selalu minta kita semua untuk mendoakan mantan presiden ke dua RI itu agar cepat sembuh dan berumur panjang. Lucu kan ? kenapa harus mendoakan cepat sembuh ? kenapa kita gak mendoakan yang terbaik saja buat jendral bintang lima itu ?? kalau memang sudah saat nya menemui Sang Pencipta yah minta di mudahkan saja jalannya. Memang nya ada kemungkinan jika sang “eyang” sehat dia akan memberikan kebenaran buat negeri ini ?? mau bertanggung jawab atas kasus hukum yang di alamat kan kepada nya ? mau memberikan kesaksikan yang benar atas sejarah bangsa ini ??

Saya pribadi sebagai salah seorang mahasiswa yang ikut berdemonstarsi bersama teman-teman mahasiswa yang lain guna “melengserkan” mantan orang No 1 ini berpikir seperti dua sisi mata uang terhadap mantan presiden ke dua RI ini. Disatu sisi saya mau bilang kalau mantan penguasa orde baru ini adalah orang yang paling bertanggung jawab atas ke carut marutan bangsa ini,Bangsa yang menjadi tanah air saya sampai saya mati nanti dan sudah seharus nya dia mempertanggung jawabkan semuanya. Tapi di satu sisi saya merasa iba dengan bapak yang sudah sepuh ini menderita di hari tua nya karena penyakit dan karena nama besarnya tidak harum tercatat dalam sejarah bangsa ini.

Buat pemerintah saya minta di sudahkan lah segala dagelan politik ini, ayo berlaku adil terhadap bangsa ini, cukup kan lah semua perhatian yang berlebihan itu, masih banyak hal lain yang lebih penting buat di perhatikan. Semua perhatian yang berlebihan itu menyakitkan hati rakyat. Dan untuk keluarga mantan penguasa yang sedang sekarat ini sebaiknya pertanggung jawab kan semua kasus hukum yang dilimpahkan, jangan hanya bersembunyi di balik tameng ke rentaan sang Jendral.