<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d10868920\x26blogName\x3dFebi\x27s+Journal\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://jurnal-febi.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://jurnal-febi.blogspot.com/\x26vt\x3d-3357453960751995629', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Monday, January 16, 2006

Hujan malam itu..

Hujan deras di jum'at malam kemarin menahan langkah gue untuk pulang kantor tepat pada waktu nya, lebat nya hujan di tambah gelegar petir yang bersahutan membuat gue gak berkutik di depan komputer, janji pulang bareng ke bogor dengan seorang teman hanya tinggal janji...aduuhh siapa yang mau bermain hujan di malam hari begini ?

Tungggu punya tunggu... secangkir teh hangat sudah habis dari tadi, semangkuk indomie rebus sudah gak bersisa.. satu persatu id teman-teman di YM menghilang...kantor udah sepi sekali, tapi hujan kok gak reda juga ??....tepat jam setengah sembilan malam gue menyerah ...aduuhh akhir nya gue harus bermain hujan juga malem ini :((

Tuhan memang maha penyayang, bis yang biasa nya lama kalau di tungggu, malam itu langsung datang menjemput, gue liat hanya beberapa penumpang saja, untung nya jalanan sudah gak macet, sambil memandang keluar dari kaca jendela gue liat lebatnya hujan membuat tirai yang indah di kaca, temaram lampu dari gedung-gedung sepanjang kuningan membuat hati gue jadi muram..aduuuhh gue kok merasa sepi yah ?? seharus nya gue gak berada di sini malam ini, seharus nya gue sedang meluncur ke bogor, lagi ngobrol asyik dengan teman sambil dengerin music dari tape mobil, atau lagi bergelung di bawah selimut sambil meneruskan baca Dialog nya Umar khayam di kamar kos ditemani secangkir susu coklat panas tentu nya...hmmm betapa enak nya..

Tapiiii....hai..haai..siapa itu ?? sosok manis berjacket hitam dan berkaca mata memasuki bis ini seorang diri....jacket nya keliatan basah, hmmm..pasti kamu tadi menerjang hujan ya ? ada apa dengan kamu ? kemalaman pulang juga ? ho ho ho ternyata kita sebasib, gue liat dia duduk dua bangku di depan gue..kenapa tiba-tiba gue gak merasa kesepian lagi yah ???

Tiba-tiba terdengar suara empuk....... pulang ke kota mu, ada setangkup haru dalam rindu...masih seperti dulu, tiap sudut menyapaku bersahabat..... Lagu Yogya nya Kla dengan petikan gitar seorang pengaman, gue jadi ingat yogyaaaaa...suara pengamen yang terdengar sedikit gemetar karena kedinginan mengajak lamunan gue terbang ke kota yogya....ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera..orang duduk bersila..musisi jalanan mulai beraksi.... aduuhhhh jadi kangen yogyaaa...
saking khidmat nya dengerin si abang ngamen gue jadi gak sadar keberadaan sosok manis tadi, lho, kemana dia ? secepat itu menghilang ?? lirik ke kiri ke kanan gak ada, noleh ke belakang kosong juga...huaaaaa akhir nya gue tersadar bis ini telah ditinggal kan penumpang terganteng nya........:(

Friday, January 13, 2006

Review buku, Centhini-Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan

Image hosted by Photobucket.com

Judul buku: Centhini-Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan
Judul asli: Les Chants de lile a dormer debout le Livre de Centhini (Les Editions du Relies Gordes)
Penulis: Elizabeth D Inandiak
Penerbit: Galang Press, Yogyakarta
Cetakan: I, tahun 2004
Tebal: xxv + 182 halaman

Pada awalnya saya berpikir Kisah Centhini itu sama dengan cerita Kamasutra, dalam pikiran saya waktu itu jika India mempunyai Kamasutra, maka tanah Jawa mempunyai Serat Centhini. Tetapi setelah membaca buku yang berjudul Centhini - Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan, karya Elizabth D. Inandiak ini baru saya mengetahui bagaimana kisah dari serat Centhini ini.

Serat Centhini merupakan sebuah karya penting dalam sastra Jawa yang ditulis pada abad ke-19 yang menggambarkan bagaimana agama islam berkembang di jawa, terutama oleh lapisan elite dalam masyarakat Jawa. Suatu kisah yang menceritakan mengenai percampuran antara Islam dengan budaya lokal Jawa. Dan Serat Centhini ini di tulis untuk di tembangkan, dalam sastra Jawa kuno, suara dianggap wahyu yang merasuki penyair untuk melahirkan irama mengiringi pujangga memasuki kata-kata dalam serat Centhini, sudah dapat di bayangkan betapa indahnya tembang ini. Terdapat 13 kisah yang di tembangkan dalam serat Centhini, yaitu :Silisilah, Perang, Pengembaraan, Minggatnya Cebolan, Terjadilah asmara, Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan, ia yang memikul raganya, buku ke IX, Alih rupa, Dendang awan mencarai Matahari, Pulau Besi, Termakan, Nafsu terakhir. Sebuah karya sastra Jawa yang memperlihatkan kosa kata yang paling kaya.

Buku Centhini - Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan, karya Elizabth D. Inandiak ini tercipta atas prakarsa Mantan Dubes Perancis untuk Indonesia Thierry de Beauce, yang terpesona oleh kisah Centhini, Serat Centhini adalah salah satu karya terbesar dunia, namun belum di terjemahkan dalam bahasa apapun. Karena terpesona oleh kisah Centhini, Thierry de Beauce memutuskan bahwa kedutaan besar perancis di Indonesia akan membiayai sebuah saduran karya sastra besar yang terancam sirna itu, agar jangan sampai terlupakan dan kandungannya terwariskan dalam bahasa yang megah dan indah untuk di baca oleh dunia. Untuk itu maka di undanglah Elizabth D. Inandiak untuk merealisasikan keinginan tersebut, Elizabth D. Inandiak sendiri adalah seorang reporter asal perancis yang telah bekerja di berbagai penjuru dunia dan telah menghasilkan beberapa novel dan naskah film, Elizabth D. Inandiak sangat concern terhadap kebudayaan jawa dan telah tinggal di yogya selama 15 tahun. Serat Centhini yang asli mempunyai 400 halaman oleh Elizabth D. Inandiak menyadur menjadi 1000 halaman yang kemudian di translate ke dalam bahasa Indonesia kemudian Prancis. Tanpa mengurangi keindahan tembang aslinya, terciptalah buku yang luar biasa ini. Dan buku Buku Centhini - Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan ini merupakan buku pertama dari dua buah karya Elizabth D. Inandiak dalam saduran serat Centhini.

Tembang pertama bermula ketika Putra Mahkota Kesultanan Surakarta Adiningrat di pulau Jawa memerintahkan tiga pujangganya untuk menyusun suatu cerita kuno dalam bentuk tembang yang merangkum segala ilmu dan ngelmu jawa bahkan hingga seni hidup, agar pendengarnya hanyut dalam kesadaran, dari kisah perjalanan itulah tercipta syair-syair indah yang berjudul Seluk Tembangraras, tetapi orang menyebutnya Serat Centhini. Centhini sendiri adalah nama seorang Pelayan yang penuh pengabdian, entah kenapa karya sastra Jawa ini di juluki nama seorang pelayan.

Untuk kisah Empat Puluh Malam dan Satunya Hujan ini berkisah tentang putra mahkota sultan Giri yang bernama Amongraga dan istri nya Tambangraras yang melewatkan empat puluh malam dalam kamar pengantin tanpa bersetubuh. Selama 40 malam Amongraga memberi pelajaran kepada Istri nya, terucap dalam syair-syair yang sangat indah...

Oh, Wangiku! seandainya kau berusahan mencari rasa di cakrawala, kau tidak akan menemukannya. Di atas bumi dan di bawah bentangan langit, tidak ada yang menyamainya. Rasa adalah manis di lidah, rabaan di kulit, bunyi di telinga, sari di sungsum, bau-bauan di hidung, makna di kepala, gerak di hati, penglihatan di mata..Rasa itulah rahasia yang di capkan Allah di kalbu. Karena rasa mengenali.


Terdapat pula syair-syair yang bersifat cabul, yang terangkai Indah oleh keanggunan tembangnya....

Amograga telanjang dan duduk besila di hadapan istrinya, di ujung seberang ranjang cukup jauh hingga ketelanjangannya tidak membuatnya was-was, namun cukup dekat agar Tambangraras dapat memperlihatkan bentuk lingganya setepat-tepatnya.

Di balik sekat berkerawang, Centhini menangkap desah Amongraga, dan engah Tambangraras, bulir-bulir peluh di tubuh mereka yang membara dan memenuhi kamar, tempias gerimis. Centhini berjaga, sebab ia di tugasi untuk mengabarkan koyaknya selaput dara agar segera disipakan jamu godogan hasil curian.

Ibu haruskah cinta diresmikan dengan noda ??


Di akhir tembang, di kisahkan kesedihan Amongraga yang harus meninggalkan istri tercinta untuk mencari saudara perempuan nya, di lukiskan dalam syair...

Kekasihku, di jalan ada perjumpaan dan sua kembali. Tetapi kita berjalan sendiri-sendiri. Kubawa ragaku menempuh kemegahan Suluk, dan kamulah tembang laras suluk itu. Kau mengira aku pergi, padahal aku mengembara di dalam dirimu.

Bangga rasanya mengetahui Serat Centhini dapat di sejajarkan dengan karya sastra dunia lain nya, tapi sangat ironis kenapa malah pemerintah Perancis yang bersedia menduniakan karya sastra ini ?? kenapa tidak bagsa kita sendiri ???

.........di balik sekat berkerawang, Centhini merasakan malam di atas ranjang bidadari undur diri sebelum pudar...

Friday, January 06, 2006

Antara gramedia, handuk, guru pkk dan botol Wine

Setangah jam sebelum jam enam petang, biasanya di menit-menit terakhir sebelom pulang kantor gini gue udah gak konsen lagi kerja, otak berasa udah mengepul, setiap bentar mata udah larak-lirik ke timer di compi menunggu jam enam teng dan langsung terbang meninggalkan komputer tercinta. benar-benar bukan pegawai teladan.

Beruntung gue kerja di jaman chatting - chattingan jadi kerjaan wajib di kantor *waaakks* bisa ngobrol ngalor ngidul, bisa obrolan yang 'ber otak ' sampai obrolan yang gak ada otak nya saking gak jelas nya yang di obrolin apa, bisa dengan gaya nyengir atau ketawa guling-guling semua bisa..dan itu yang gue lakukan kalau otak udah gak mau di suruh ngapa-ngapain...

................
febi : jadi ke Gramed gak ??
Chile : jadi dong, gramedia matraman aja ya, semanggi kurang lengkap. Gue mau cari buku tentang Hitler.
febi : okd..gue cari referensii buku-buku bagus dulu yah di milis pasar buku...
chile : seep
febi : Rekan-rekan, Mungkin rekan2x ada yang tahu tempat/toko buku yang jual ttg buku-buku prakarya -bhs jaman SD dulu- (membuat anyaman tas dari tali, gantungan bunga, anyaman ikat pinggang) di surabaya, semacam hobby shop gitu?
febi : hahahhahaa
Chile : kok ketawa?
febi : apa gue nyari buku-buku keterampilan seperti itu aja ?
febi : saking gak ada referensi yang bagus neh di milis
Chile : =))
Chile : huahuhauhauha
Chile : lo bikin prakarya ???
Chile : gak kebayang
Chile : hauhauhauhauha
Chile : ehm.. ngomong2 prakarya...
febi : membuat anyaman tas dari tali, gantungan bunga, anyaman ikat pinggang keren kan ??? :D
Chile : prakarya yg paling nyebelin apa bee sepanjang lo sekolah ?
febi : jait
febi : nilai menjahit gue paling jelek satu kelas
febi : kalah ama cowok
Chile : d suruh bikin apa?
Chile : apa lagi sama hendra si tukang jait padang itu bee....
Chile : pasti minder
febi : gantungan anduk
Chile : hahahahaahhaa
febi : hahahahaaa..iyaaaaaa minder banget pasti gue..
Chile : hauhauahuha
febi : menurut gue gantungan anduk gue paling bagus satu kelas..
febi : tapi kok kata guru gue paling jelek ya ?
Chile : hahahahahaahhaa
Chile : gurunya sadis banget seh
Chile : d bilang jelek
Chile : ga sopan tuhh
febi : iyaa..dia bilang jelek..
febi : kamu perempuan kok gitu
febi : dia bilang warna anduk gue gak tepat
febi : gue pilih warna merah marun gitu untuk anduk nya
febi : terus kaen untuk gantung nya warna item
Chile : ???
Chile : =)) =)) =))
Chile : huahuahuhauhauhauha
Chile : =)) =)) =))
Chile : wajar...
Febi : :(( :((
febi : tapi chile..
febi : di kaen warna item nya itu gue sulam bunga bagus banget
febi : satu biji doang..simple kan ? gaya minimalis ceritanya...
febi : gak kaya yang laen..heboh sulaman nya
Chile : uhm.. oke... dengan bunga itu....
Chile : tapi dengan komposisi warnanya
Chile : hauhuahauahuauaa
febi : tapi walau di hina..gue tetep bangga dengan anduk gue itu
febi : dan dalam hati gue tetep keukeuh anduk gw paling bagus..
Chile : trs...
Chile : sekarang anduknya d mana? masih ada?
febi : gak lah..orang langsung di pake ama nyokap..digantung deket kulkas
febi : nyokap gue bilang bagus..
Chile : hehehehe
Chile : mom's always be a hero
febi : tapi gue pernah denger temen nyokap gue ibu kamil bilang gini waktu maen ke rumah : ini anduk nya kok warna nya aneh..
febi : merah jambon ama item
Chile : =))
Chile : huahuahuhauhauha
Chile : =))
Chile : huahuahuahuahauha
Chile : =))
febi : makanya gue paling sebel jait
febi : komposisi warna gue salah
febi : gue terlalu funky
febi : *narsis aja deh..dari pada minder*
Chile : funky????
febi : warna tabrak2, skarang lagi musim kan ?? selera gue emang udah maju ke depan beberapa tahun :))
Chile : okay.... funky with your own way
Chile : =))
febi : kudu nya dia menghargai jiwa seni gue doong
febi : mo gue campur2 warna apa terserah gue dong
febi : dilarang mematikan kreatifitas murid, siapa tau kalo dia kasih gue nilai tinggi waktu itu..skarang gue udah jadi perancang terkenal
Chile : hahahahaahhaahhaa
Chile : hmmm benar, sebener nya komposisi warna lo itu.. klu d paduin jadi nuansa burgundy
Chile : dia ga kenal burgundy bee..
Chile : tenang aja...selera lo gak aneh kok
Chile : ehmm maroon dan hitam
Chile : hehehhee
febi : hah ? yang bener ? ada warna itu ??
Chile : youp
Chile : burgundy
febi : tuh kan bener..
Chile : maroon... gelap
febi : emang salah tuh guru ngajar pkk, tapi masalah nya dia guru pkk sekalian wali kelas gue.
Chile : look like wine color
febi : tuh kan gak ada yang salah kand dengan warna itu ?
Chile : hmm... ga seh buat sekarang
Chile : karena semua botol wine hitam
Chile : :D
Chile : tapi dirimu masih SD kan???
febi : smp kelas 1
Chile : ga mungkin bilang... bu ini kan temanya anduk for wine
Chile : =))
febi : guru pkk di smp 75
febi : hahahahahaa..iyaaa yaaahh...gue belom kenal wine jaman itu..
febi : seperti nya dia kudu kenalan ama yohan si pakar wine ya chile ??
Chile : nahh... itu
Chile : klu yohan yg jd guru PKK lo..
Chile : dia bilang.. I love this color
febi : pasti nilai gue paling tinggi kalo Yohan jadi guru pkk gue waktu itu..
Chile : "ingat... bukan I love this anduk ya.."
febi : jadi kesimpulannya ? anduk hasil prakarya gue tetep jelek dong ??
Chile : hahhaahahahaha
Febi: huaaaaaaaaaaaa Jam enam teng..saat nya pulang...setengah jam lagi di keris galeri menteng yah...byeee...
Chile : byeee