<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d10868920\x26blogName\x3dFebi\x27s+Journal\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://jurnal-febi.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://jurnal-febi.blogspot.com/\x26vt\x3d-3357453960751995629', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Tuesday, July 26, 2005

Si Budi Kecil....

Kemarin malem kuningan macet banget.....gue yang udah capek seharian kerja di kantor tambah bt waktu tau kopaja yang gue naekin
gak bisa jalan karena harus nunggu rombongan RI I lewat....Bt bangetss...
duuuhhh sengsaranya jadi rakyat jelata...
waktu rombongan sirkus itu lewat gak sengaja gue dengerin percakapan antara pengamen cilik yang berusia kira2 10 tahun, dengan seorang pemuda, mereka berdua duduk di depan gue..

Pemuda : Lo pake duduk segala lagi kaya orang tua aja, bediri dong kasih cewek duduk.
* Huh kenapa bukan dia aja ya yang berdiri dan kasih cewek itu tempat duduk ?*

Pengamen : Saya capek ..biar deh, si mbak nya juga masih kuat noh.

Pemuda : Lah buset..cepek kata nya..abis ngapain emang lo ?

Pengamen : Ya kerja Bang..

Pemuda : iyaa kerja apa ??

Pengamen : Ngamen

Pemuda : Ngamen aja capek lo..cuman nyanyi2 doang..

Pengamen : Bang yang nama nya kerja itu dimana2 capek..
* Gue jadi nyengir denger nya..jawaban yang bagus ya ?? *

Percakapan masih berlanjut...

Pemuda : Emang nya lo kaga sekolah ?

Pengamen : Sekolah, masuk pagi..siang ngamen.

Pemuda : Bapak Ibu lo kerja gak ?

Pengamen : Bapak udah meninggal, ibu jualan asongan di senen

Pemuda : Hebat juga lo ya..kerja untuk orang tua..

Pemuda : Emang nya lo besok mau jadi apa ??

Pengamen : Jadi presiden Bang..mo kaya yang tadi lewat..besok saya yang naek mobil itu..

Pemuda : Hahahahaa...belagu amat lo, pengamen kok mau jadi presiden, jadi artis aja deh lo..
*Adooooohh gue udah mulai sebel neh sama si abang yang bawel ini...dziiingggg*

Pengamen : Kaga mau..artis udah banyak bang..Presiden cuman satu..saya jadi Presiden aja.
kalo mau abang aja yang jadi artis..nanti saya undang ke istana..udah ya bang saya mau turun
capek di tanya2in abang terus..

Pemuda : ????????? *bengong tak bisa berkata-kata lagi*

Hauhauhaa...gue dan mbak-mbak yang duduk di sebelah gue gak kuat untuk nahan ketawa...
pinter banget ini anak..dalam hati gue..
berdoa diam-diam semoga cita2 anak itu tercapai bisa jadi presiden..kalo jadi presiden
jadi presiden yang baek ya Dek..yang tidak suka menyakiti hati rakyatnya..
dari jendela gue liat seorang anak laki2 berbadan kurus,
berkulit hitam dengan kecrengan tutup botol nya nyebrang jalan dan loncat
ke kopaja lain nya..Haahh ??? masih mau kerja dek ?? kata nya capek ?? ....
dalam hati gue membatin..seharusnya malam-malam seperti ini kamu tidak berada di jalanan,
tapi di rumah membuat PR di bantu Ibu dan sebentar lagi ganti piyama untuk pergi tidur...

Friday, July 15, 2005

Seorang Gie



Tadi malam abis nonton film Soe Hok Gie, film yang udah lama di tunggu-tunggu. Berawal dari membaca Catatan seorang demonstran nya Soe Hok Gie di masa SMA dulu, berharap suatu saat ada yang mau membuat nya menjadi sebuah film, akhirnya setelah bertahun-tahun kabar gembira itu datang dari seorang yang bernama Mira Lesmana yang berani memproduseri film itu.

Akhirnya tadi malem gue bisa melihat film itu, nonton di bisokop Megaria Cikini, di bisokop yang sama tempat di mana Soe Hok Gie pernah mengajak pacarnya Maria nonton, dan berpuluh-puluh tahun kemudian gue nonton dirinya disana, suatu kebetulan.

Tentang kelahirannya Gie Menulis, Saya dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1942 ketika perang tengah berkecamuk di Pasifik

Seorang Gie yang hidup dengan prinsip kuat tentang kemanusiaan dan keadilan. Dengan Idealisme yang tinggi mengkritik ketidak adilan rezim pemerintahan, yang pada saat itu Soekarno, untuk menjadikan ibu pertiwi tidak menagis lagi. .....
Kesanku hanya satu, aku tidak bisa percaya dia sebagai pemimpin karena dia begitu Immoral

Seorang Gie yang mempunyai pemahaman politik tidak keberpihakan...
Aku bukan nasionalis, bukan katolik, bukan sosialis, aku bukan budha, bukan protestan, bukan westernis. Aku bukan komunis, aku bukan humanis, aku adalah semuanya, Mudah-mudahan inilah yang disebut muslim, Aku ingin bahwa orang-orang memandang dan menilaiku sebagai suatu kemutlakan (absolute antity) tanpa menghubung-hubungkan dari kelompok mana saya termasuk, serta dari aliran apa saya berangkat.

Seorang Gie yang tidak mengingkari wajah Tionghoa nya, yang tidak merubah nama cina nya......
Nama saya Soe Hok Gie, boleh panggil saya Soe, boleh panggil saya Gie, tapi jangan panggil saya Bapak.

Seorang Gie yang mencintai dan bersahabat dengan Alam, Mapala UI adalah lembaga yang lahir karena kecintaannya itu. .....
Seseorang hanya dapat mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.

Seorang Gie yang romantis, surat cinta buat sang gadis sebelum mendaki Gunung Semeru..
Aku ingin mati di sisimu, manisku.
Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya.
tentang tujuan hidup yang tak satu syetan pun tahu.
Mari sini sayangku
Kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku.
Tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung
Kita tak pernah menanamkan apa-apa, kita tak kan pernah kehilangan apa-apa.

Seorang Gie, meninggal di Gunung Semeru sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27, 16 Desember 1969 akibat gas beracun. Abu jenazahnya di taburkan di gunung Gede Jawa Barat, menandakan kemerdekaan atas indvidu yang tetap idealis untuk menentang segala bentuk imperialisme, kebebasan sampai akhir hayatnya. Sesuai dengan keinginannya. kutipan nya dari penyair walt whitman...
Now, I see the secret of the making
of the best person
It is to grow in the open air
and to eat and sleep with the earth

Soe Hok Gie bukan tokoh heroik seperti Che Guevara atau mungkin Malcolm X yang membuat sebuah penokohan terhadap dirinya, Dia hanya manusia sederhana yang mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi, yang mengiginkan perubahan, menjadikan Indonesia maju, terhapusnya koruptor, penindasan, kemiskinan, dan tidak adanya pencengkraman kaum kapitalis, yang hanya memikirkan perut dan kekuasaan, dan sayangnya keadaan seperti itu masih berlangsung di negara kita tercinta hingga saat ini. Semoga kita masih mempunyai rasa Nasionalisme itu

Syabil

Liat deh, Dek Syabil udah rakus minum susunya..udah mulai gemuk, gak kurus dan pucet lagi, ayah dan bunda udah gak sedih lagi.Padahal 7 hari yang lalu Syabil masih di ruang ICU lho, sendirian gak boleh di temenin ayah sama bunda. sediiiihhhh deh rasanya.

Hari kamis tanggal 23 juni 2005 jm 13.45 , Syabil di Ijinkan Tuhan untuk datang ke dunia ini, di ijinkan untuk ketemu ayah dan bunda.Waktu itu keadaan Syabil baik-baik aja,begitu juga dengan bunda.


Syabil ingat, Syabil nangis kenceng banget waktu itu, dan Syabil bisa mendengar suara Adzan ayah di telinga kanan Syabil.Tapi tiba-tiba badan Syabil menguning, semua orang menjadi panik, bunda sampai nangis.

ternyata kata Bu Dokter Syabil keracunan air ketuban. Karena itu Syabil di pisahin dari bunda, langsung masuk ruangan khusus dan sedihnya Syabil gak bisa minum susu dari bunda, karena setelah di test ternyata syabil ngak bisa minum air secara normal, baru minum sedikit Syabil langsung muntah.

Aduuhhh Syabil kan mau pulang ke rumah sama bunda, sama ayah. Syabil mau ketemu eyang, mau ketemu semuanya yang udah nunggu Syabil, Syabil gak mau di tinggal sendirian disini.Tapi kata Ayah Syabil harus kuat, Syabil gak boleh cengeng, Syabil kan anak laki-laki nya ayah. Syabil pasti sembuh. Dan ternyata Ayah gak bohong, berkat do'a ayah dan bunda dan orang-orang yang sayang sama Syabil, pada suatu hari Ibu dokter bilang kalo Syabil sembuh. Horeeeeeeeee Syabil sembuuuuuuuhh.

Dan Sekarang Syabil udah di rumah dengan ayah dan Bunda, Syabil udah bisa main-main, udah bisa minum susu. Syabil bisa ketemu sama eyang, dan yang liat Syabil ke rumah banyak lho.Tapi Syabil kok belom liat tante Febi ?? tante Febi mana yaa ??


*Selamat buat Mashendri dan Mbak Nanung untuk kelahiran Putra pertama mereka, Syabil Asna Muhammad. Semoga Syabil menjadi anak yang saleh dan berbakti kepada ayah bundanya. Ma'af nih Febi belom liat Syabil, peluk sayang buat dek Syabil ya Mas*

Tuesday, July 12, 2005

My Best Friend's Wedding

Matahari belom lama bersinar waktu gue udah siap-siap mau ke salon, hari ini gue ingin tampil cantik, karena hari ini seorang sahabat gue. Irene akan menikah. Seorang sahabat dari masa kuliah. Mulai bagun tidur gue udah semangat banget menyambut hari ini, ikut merasakan kebahagiaan yang pasti dirasakan oleh Irene.

"Besok dateng ke Gereja jangan telat lho Feb. Jam setengah sembilan pagi", pesan Irene malem sebelumnya waktu gue ke rumah nya. "Febiiii, Irene mau menikah Besok, bukan tahun depan Feb, bukan bulan depan, bukan minggu depan, tapi besok, beberapa jam dari sekarang" ucapnya waktu gue pamit untuk pulang, dan kita berpelukan penuh haru. Sedih dan bahagia campur jadi satu rasanya, sedih karena gue pasti akan kehilangan moment2 bersama dia, setelah ini pasti berbeda. Bahagia karena gue liat kilatan bahagia di matanya.

Tepat pukul setengah sembilan pagi acara pemberkatan nikahnya di laksanakan, gue liat senyum behagia Irene waktu dia jalan meuju altar. Irene terlihat cantik dengan balutan kebaya putihnya.

Melihat senyum bahagia Irene, Pikiran gue kembali ke dua tahun yang lalu, di sebuah tempat makan, waktu kita merayakan ulang tahun Irene yang ke 25. Irene bilang, seharusnya di usia segini gue lagi sibuk memilih model kebaya yang akan gue kenakan di hari pernikahan gue, lagi sibuk mencari gedung tempat pernikahan, atau lagi sibuk memilih catering, bukan lagi bingung memikirkan pria mana yang akan menjadi suami gue seperti sekarang ini. Waktu itu gue cuman tersenyum mendengar semua kegalauan Irene.

Sejak itu dimulailah perjuangannya untuk mengejar mimpi itu, berbagai trik di jalankan, buka mata buka hati, begitu prinsipnya. Saat-saat pertemuan dengan Irene banyak gue habiskan dengan mendengar cerita-cerita tentang pria-pria yang lagi dekat dengan dia, silih berganti. Seru juga dengerin cerita-cerita dia.

Rajin ke salon, Rajin belanja baju model terbaru begitu saran yang gue inget dari Irene. Kadang gue pengen bilang ke dia, untuk mendapatkan laki-laki yang mencintai, sungguh-sungguh mencintai seorang wanita gak ada hubungannya dengan apa yang kita kenalan, gak ada hubungannya dengan seberapa sering kita ke salon. Aaaaahh tapi lupain deh kata2 gue ini...

Gue juga sering dengerin kebawelan Irene, ayooo dong Feb, bergerak doong...jangan tenang-tenang aja....jangan hidup di dunia loe sendiri terus doong..,sebuah bentuk perhatian dari seorang sahabat pikir gue. Kalau dia udah bawel gitu biasanya gue bilang gini, Irene jodoh itu merupakan persoalan penting buat manusia, jodoh sangatlah berpengaruh pada kehidupan seseorang dalam melangkahkan kakinya menuju masa depan yang lebih baik, jadi harus dengan seseorang yang tepat, gak bisa di buru-buru Rene..Tapi lupain lagi deh teori gue ini..

Akhirnya di suatu malam di kos gue, Irene cerita dia bertemu dengan seorang pria dengan kriteria-kriteria yang sangat bagus, dan kurang lebih delapan bulan kemudian sebuah pernikahan yang sangat meriah di gelar. Pagi ini gue liat senyum bahagia Irene waktu berjalan bergandengan tengan dengan calon suaminya menuju altar untuk mengucapkan sumpah setia mereka untuk saling menyayangi dan saling setia sehidup semati sampai maut memisahkan, dalam susah maupun senang, begitu janji yang mereka ucapkan di depan Tuhan.

Selamat gue ucapkan buat Irene, semoga kebahagiaan akan selalu menyertai bahtera rumah tangga kalian berdua. Pernikahan bukanlah akhir dari semuanya lho Rene, tapi awal dari sebuah perjalanan. Dan Semoga persahabatan kita akan terus untuk selamanya.