<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d10868920\x26blogName\x3dFebi\x27s+Journal\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://jurnal-febi.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://jurnal-febi.blogspot.com/\x26vt\x3d-3357453960751995629', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Tuesday, July 12, 2005

My Best Friend's Wedding

Matahari belom lama bersinar waktu gue udah siap-siap mau ke salon, hari ini gue ingin tampil cantik, karena hari ini seorang sahabat gue. Irene akan menikah. Seorang sahabat dari masa kuliah. Mulai bagun tidur gue udah semangat banget menyambut hari ini, ikut merasakan kebahagiaan yang pasti dirasakan oleh Irene.

"Besok dateng ke Gereja jangan telat lho Feb. Jam setengah sembilan pagi", pesan Irene malem sebelumnya waktu gue ke rumah nya. "Febiiii, Irene mau menikah Besok, bukan tahun depan Feb, bukan bulan depan, bukan minggu depan, tapi besok, beberapa jam dari sekarang" ucapnya waktu gue pamit untuk pulang, dan kita berpelukan penuh haru. Sedih dan bahagia campur jadi satu rasanya, sedih karena gue pasti akan kehilangan moment2 bersama dia, setelah ini pasti berbeda. Bahagia karena gue liat kilatan bahagia di matanya.

Tepat pukul setengah sembilan pagi acara pemberkatan nikahnya di laksanakan, gue liat senyum behagia Irene waktu dia jalan meuju altar. Irene terlihat cantik dengan balutan kebaya putihnya.

Melihat senyum bahagia Irene, Pikiran gue kembali ke dua tahun yang lalu, di sebuah tempat makan, waktu kita merayakan ulang tahun Irene yang ke 25. Irene bilang, seharusnya di usia segini gue lagi sibuk memilih model kebaya yang akan gue kenakan di hari pernikahan gue, lagi sibuk mencari gedung tempat pernikahan, atau lagi sibuk memilih catering, bukan lagi bingung memikirkan pria mana yang akan menjadi suami gue seperti sekarang ini. Waktu itu gue cuman tersenyum mendengar semua kegalauan Irene.

Sejak itu dimulailah perjuangannya untuk mengejar mimpi itu, berbagai trik di jalankan, buka mata buka hati, begitu prinsipnya. Saat-saat pertemuan dengan Irene banyak gue habiskan dengan mendengar cerita-cerita tentang pria-pria yang lagi dekat dengan dia, silih berganti. Seru juga dengerin cerita-cerita dia.

Rajin ke salon, Rajin belanja baju model terbaru begitu saran yang gue inget dari Irene. Kadang gue pengen bilang ke dia, untuk mendapatkan laki-laki yang mencintai, sungguh-sungguh mencintai seorang wanita gak ada hubungannya dengan apa yang kita kenalan, gak ada hubungannya dengan seberapa sering kita ke salon. Aaaaahh tapi lupain deh kata2 gue ini...

Gue juga sering dengerin kebawelan Irene, ayooo dong Feb, bergerak doong...jangan tenang-tenang aja....jangan hidup di dunia loe sendiri terus doong..,sebuah bentuk perhatian dari seorang sahabat pikir gue. Kalau dia udah bawel gitu biasanya gue bilang gini, Irene jodoh itu merupakan persoalan penting buat manusia, jodoh sangatlah berpengaruh pada kehidupan seseorang dalam melangkahkan kakinya menuju masa depan yang lebih baik, jadi harus dengan seseorang yang tepat, gak bisa di buru-buru Rene..Tapi lupain lagi deh teori gue ini..

Akhirnya di suatu malam di kos gue, Irene cerita dia bertemu dengan seorang pria dengan kriteria-kriteria yang sangat bagus, dan kurang lebih delapan bulan kemudian sebuah pernikahan yang sangat meriah di gelar. Pagi ini gue liat senyum bahagia Irene waktu berjalan bergandengan tengan dengan calon suaminya menuju altar untuk mengucapkan sumpah setia mereka untuk saling menyayangi dan saling setia sehidup semati sampai maut memisahkan, dalam susah maupun senang, begitu janji yang mereka ucapkan di depan Tuhan.

Selamat gue ucapkan buat Irene, semoga kebahagiaan akan selalu menyertai bahtera rumah tangga kalian berdua. Pernikahan bukanlah akhir dari semuanya lho Rene, tapi awal dari sebuah perjalanan. Dan Semoga persahabatan kita akan terus untuk selamanya.







5 Comments:

Anonymous Anonymous said...

This comment has been removed by a blog administrator.

2:32 PM  
Anonymous Anonymous said...

Feb, jangan cuma nulis My Best Friend's Wedding aja dong. Buat orang laen nulis My Best Friend's Wedding n isinya ya lu gitu :p

Selamat buat Irene....

Ps : agak sedih kalo abis baca My Best Friend's Wedding trus baca tulisan dibawahnya (You've got a friend)
Tetap semangat bro !

2:56 PM  
Anonymous Anonymous said...

bener juga kata iren....butuh modal kali yah untuk mendapatkan semuanya...tapi kayaknya gak gitu2 amat deh
feby...mo mempraktekkan???:P

2:12 PM  
Blogger Febee said...

kayanya seh harus gitu deh mbak..cobain gih..itu terbukti manjur di Irene lhoo...hehehehe

2:35 PM  
Anonymous Anonymous said...

Excellent, love it! » » »

4:45 PM  

Post a Comment

<< Home