<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d10868920\x26blogName\x3dFebi\x27s+Journal\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://jurnal-febi.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://jurnal-febi.blogspot.com/\x26vt\x3d-3357453960751995629', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Wednesday, May 11, 2005

Tour To Pasar Kopro

Setelah Pasar Muara karang dan Pasar Petak sembilan, kali ini Pasar Kopro yang mendapat giliran untuk di kunjungi oleh teman-teman Jalan sutra ( JS ), termasuk gue, sayang waktu ke pasar petak sembilan gue gak bisa ikutan. Pasar Kopro terletak di jakarta barat, sebenarnya nama yang tertera di gerbang masuk pasar adalah Pasar Tomang Barat, tapi gak tau kenapa nama Kopro lebih ngetop dan arti kopro sendiri gak tau apa. Buat gue yang masa kecilnya di habiskan di daerah jakarta barat, pasar kopro ini gak asing lagi, banyak kenangan masa kecil gue bersinggahan dengan pasar ini.

Menurut Devi, salah satu member JS, di pasar kopro ini terkenal dengan makanan khas dari pulau bangka, yang jarang ditemukan di seantero jakarta ini. Kebetulan Devi juga berasal dari Bangka.
Oleh sebab itu di sabtu pagi kemaren gue bersama beberapa orang temen JS menyerbu Pasar Kopro. dengan menunjuk Devi sebagai guide tour nya.

Tempat pertama yang kita datangin adalah toko penjual kue-kuekhas bangka,di lantai dua . Di sini kita beli Choipan, sekilas bentuknya mirip dengan mpek-mpek palembang, kalau biasanya mpek-mpek palembang berisi kunig telur,choipan berisi pepaya yang masih mengkel yang diserut halus dengan campuran ebi di makan dengan kuah cabei merah. Rasa manis dari pepaya muda dengan aroma ebi ditabrak kuah yang pedas-pedas asam...hmmm...eksotis sekali terasa dilidah.

Selagi milih-milih kue, beberapa temen JS yang sudah lapar berat langsung menyerbu ke toko sebelah yang menjual Bakmi Bangka. Toko yang sederhana ini selain menjual bakmi juga menjual bumbu2 khas bangka juga, terlihat ada banyak lada bangka yang terkenal itu di gantung di toko itu. Yang unik dari mie bangka ini adalah cara makanya dengan menyiramkan perasan jeruk nipis ke dalam campuran mie, katanya jeruk ini di import langsung dari pulau bangka. Lebih segar memang rasanya. Waktu kita asyik menikmati mie, Devi menghilang sebentar dan datang2 membawa sekantong pelastik Otak-Otak Bangka yang masih panas. Yang langsung di serbu oleh kita beramai-ramai. Otak-otak yang yang terbuat dari ikan tenggiri ini waktu pertama kali di liat kok keliatanya sama aja dengan otak-otak yang biasa gue beli, ternyata ada yang beda, yaitu kalau otak-otak bangka makannya pake kuah taucho, bukan kuah kacang. Otak-otak masih panas dengan cocolan taucho bikin tangan gak bisa berenti untuk cocol terus. Beberapa suap mie di tambah dengan beberapa potong otak-otak dan segelas susu kedelai dingin membuat kaget perut gue yang gak biasa di isi penuh kalau pagi.

Perut sudah mulai penuh, tapi kayanya masih banyak yang masih harus di coba. Bukan Js namanya kalo menyerah begitu aja. Dari mie bangka lanjut ke kedai penjual masakan khas bangka lainnya. Di meja terhampar beberapa jenis makanan yang harus di cicipi. Di piring pertama ada Engsang. Kata Devi Engsang itu artinya ikan mentah. Ikan tenggiri di cincang halus dan di olah sedemikian rupa dengan pepaya muda yang di serut halus di siram dengan kuah kacang. Selintas rasanya mirip dengan salad bangkok. Tapi dengan tambahan daging ikan, menambah lengkap rasa masakan.

Di piring ke Dua ada Tahu Kok. Masih kata devi, Tahu kok itu artinya tahu pojok, jadi tahu yang berbentuk kotak itu, satiap pojoknya di potong dan di tambal dengan campuran tepung dan daging sapi. Di makan dengan kuah kaldu hangat, di pasangkan dengan bakso ikan dan sebagai pelengkap kacang kedelai di taburkan diatasnya. Jangan lupa pakein sambel yang banyak ya..seger banget deh rasanya.

Piring ke Tiga ada lempah darat, dilihat dari bentuknya masakan ini kok campur sari banget. waktu tanya sama Encinya yang jual, ternyata benar isinya memang meriah, ada daun katuk, batang talas, terong, ebi, kerupuk bangka. Untuk rasa mengingatkan gue sama sayur asam. tapi sayur asam rasa seafood, mungkin dari ebi nya.

Piring ke Empat ada Otak-otak tim saus taucho, bentuknya mirip kue karena di masak di dalam loyang bulat kue bolu, ternyata itu adonan otak-otak yang di masak dengan cara di Tim. Di makan dengan saus taucho, enak juga buat ngemil di sore hari.

Piring ke Lima ada Ikan Bilis yang di goreng kering, seperti ikan asin, tapi ikan bilis yang ini rasanya manis.kriuk kriuk bunyinya sampai di mulut. Enci nya promosi katanya dia sering dapet pesanan ikan bilis ini untuk di bawa ke luar negri.hmmmm..pantes seh, soalnya emang enak.

Piring ke enam ada Lempah Nanas, Ikan kembung yang di masak ala pindang patin dari palembang, kalau masak pindang yang menjadi bahan "Peng asemnya" adalah asam terlunjuk tapi untuk lempah nanas ini potongan nanas yang menjadi penyegarnya. Rasanya campuran antara pedas dan asam kalo dimakan dengan nasi putih panas-panas, bisa abis sebakul kali.

Enam Piring masakan ludes kita serbu beramai-ramai. Si enci sampe bengong liat ke sadisan kita menghabiskan semua masakan yang di piring. Perut udah penuh banget neh. sebagai penutup kita tour keliling pasar kopro.

Pulau Bangka memang kaya akan hasil lautnya. ini terbukti dari hampir semua masakannya yang menggunakan hasil hasil laut terutama ikan. Meminjam kata-kata Pak Bondan Winarno di KCM, Bukan Orang Jalan sutra kalau tidak dapat menemukan makanan yang diingininya. Gak perlu Ke pulau Bangka untuk mencicipi makanan khas Bangka.