<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d10868920\x26blogName\x3dFebi\x27s+Journal\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://jurnal-febi.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://jurnal-febi.blogspot.com/\x26vt\x3d-3357453960751995629', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Tuesday, June 07, 2005

Di Balik Kecantikannya

Pemandangan di layar tv itu benar-benar mengiris hati, Bayi-bayi tergeletak lemah di ranjang rumah sakit dengan tatapan mata yang sayu, badan kurus kering dan tulang-tulang yang menonjol keluar dari tubuh mungil mereka, hanya pada bagian perut yang membuncit keluar. Mereka semua kekurangan gizi, dan perut buncit itu Busung lapar.

Beberapa minggu belakangan ini media kita di ramaikan oleh pemberitaan banyaknya di temukan bayi-bayi yang terkena busung lapar akibat kekurangan gizi di berbagai daerah di Indonesia.
Kasus paling banyak di temukan di Propinsi Nusa Tenggara Barat, di propinsi yang terkenal dengan keindahan lautnya ini di temukan ada 359 kasus bayi di bawah lima tahun yang menderita busung lapar, dan selama January - Mei 2005 sudah delapan balita yang meninggal.

Ironis sekali memang, di satu sisi Propinsi Nusa tenggara Barat yang terkenal dengan sebutan Pulau Lombok itu adalah salah satu tujuan wisata yang paling di minati oleh wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri sesudah Bali, yang seharusnya bisa mendatangkan kesejahteraan untuk masyarakat asli sana. Tapi kenyataannya masih banyak masyarakat nya yang hidup di bawah garis kemiskinan, terbukti dengan tingginya kasus busung lapar di temukan di propinsi ini.

Gue pernah menghabiskan dua tahun waktu gue di lombok, memang bukan waktu yang panjang, tapi cukup buat gue untuk merasa dekat, cukup buat gue untuk merasakan keindaham alam yang manakjubkan, memandang cantiknya deretan pulau2 kecil dari Pusuk, bertelanjang kaki merasakan lembutnya pasir putih di kuta lombok, mengamati ikan warna-warni berlarian di antara kerang-kerang yang cantik di beningnya laut biru di Gili Trawangan, merasakan sore terindah di ujung sunset di Senggigi.

Tapi di balik semua kecantikan itu bisa di lihat juga gubuk-gubuk sederhana di pesisir pantai, anak-anak kecil usia sekolah berlarian di pinggir pantai berpakaian lusuh meminta receh ke wisatawan yang datang, kemiskinin masih dekat dengan mereka. Menurt KCM semua anak-anak penderita busung lapar dan buruk gizi itu berasal dari keluarga miskin dengan penghasilan orang tua antara Rp.5000 hingga Rp.10.000 perhari, jumlah pendapatan itu harus menanggung sekitar sembilan orang, bayangkan !!! mungkin buat kebanyakan orang Rp. 10.000 untuk sekali makan atau malah sekali makan bisa menghabiskan ratusan ribu rupiah, bandingkan dengan keluarga yang harus membagi sedikit rezeki itu dengan seluruh keluarga. Malu rasanya kadang gue masih aja suka ngeluh merasa gak puas dengan rezeki yang udah gue terima sekarang, rencana nya untuk sementara ini gue mau stop dulu deh hunting makanan enak.

Semoga pemerintah cepat tanggap dan mencari solusi yang baik untuk mengatasi bencana ini, anak-anak adalah masa depan bangsa.

9 Comments:

Anonymous Anonymous said...

Comment gw : Ya Gitu Deh..Gila loe Nyil...Eh salah..Eh Salah..Eh salah..Gila ya sedih banget ceritanya...
Btw loe koq ngga kena busung lapar Nyil pdhl 2 tahun disono wakakaka..
Cool Banget Ngga Sih Gaya Gw?

3:51 PM  
Anonymous Anonymous said...

Unyil emank TOB deh skrg klo suruh nulis jago banget dia nulis n loe bener perhatian ya Nyil ma sesama ;)

3:52 PM  
Anonymous Anonymous said...

... Jangan jadikan para BUPATI dan GUBERNUR sebagai RAJA2 KECIL... TERIAK2 OTONOMI DAERAH...bukan untuk kesejahteraan warganya.. cuman bikin perut makin buncit walau bukan kena BUSUNG LAPAR... IRONIS....

2:27 PM  
Anonymous Anonymous said...

kalo gw sakit ........
febi peduli ga yah.....??

5:15 PM  
Blogger Soleh Solihun said...

gua hanya bertanya2. sudah dua kali, elu ngasih comment di blog gua, tapi, gua masih belum tau, apakah kita pernah kenalan ya?

sori kalo lupa. tapi, rasanya gua belum pernah kenalan+nelpon elu ya.

cuma penasaran saja...

11:30 AM  
Anonymous Anonymous said...

ya ya ya.... mana poto2 gratisannya feb?? mana??? hayuk atuhh.... gue juga pengen masang pann.... ;p

4:40 PM  
Anonymous Anonymous said...

...thanks buat inget lombok...
a small pieces of heaven on this planet...
we miss u fey..!!!!
lotsssss...!!!!!!!!!!!!

12:34 PM  
Anonymous Anonymous said...

........
saya sendiri yang orang lombok,baru kali ini ngebaca a personal touch from someone out there that cares...
gak nyangka feby yang dulu udah wise banget...send my warm regards to your little things that push you to up and open your share...
i love that...!!!!

12:42 PM  
Anonymous Anonymous said...

This is very interesting site... Excort radar detector proactiv Toilet crap

6:27 AM  

Post a Comment

<< Home